Beranda | Artikel
Berserah Diri Sebelum Tidur - Syaikh Khalid Ismail #NasehatUlama
Senin, 20 Juni 2022

Berserah Diri Sebelum Tidur – Syaikh Khalid Ismail #NasehatUlama

“Jika kamu hendak tidur, maka ucapkan: (ALLAAHUMMA ASLAMTU NAFSII ILAIKA)
Ya Allah, aku menyerahkan diriku pada-Mu.” (Muttafaqun ‘alaihi) Alangkah eloknya jika seorang Muslim merenungkan makna doa ini sebelum tidur.

(ALLAAHUMMA ASLAMTU NAFSII ILAIKA)”Ya Allah, aku menyerahkan diriku pada-Mu.” Karena tidur adalah kematian kecil. “Allah yang mencabut jiwa pada saat kematiannya dan pada saat belum mati ketika dia tidur, maka Allah tahan nyawa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya, dan mengembalikan nyawa yang lain sampai waktu yang ditentukan.” (QS. Az-Zumar: 42)

(ALLAAHUMMA ASLAMTU NAFSII ILAIKA) “Ya Allah, aku menyerahkan diriku pada-Mu.” Allah Ta’ālā yang mematikan jiwa. Mungkin saja Allah wafatkan jiwa, sehingga takkan kembali lagi pada Anda. Oleh karena itu, seorang Muslim hendaknya mengingat kematian ketika hendak tidur. Seolah-olah dia meletakkan sisi kanan badannya di liang kubur.

Dengan demikian, ia menyerahkan dirinya kepada Allah Ta’ālā. Hal ini membuat orang akan senantiasa memperbaharui taubat nasuhanya kepada Allah Jalla wa ʿAlā di setiap malam. (ALLAAHUMMA ASLAMTU NAFSII ILAIKA) “Ya Allah, aku menyerahkan diriku pada-Mu,” juga bermakna bahwa aku jadikan diri ini berserah diri dan tunduk kepada-Mu, serta rida dengan ketetapan-Mu, aku menyerahkan diriku pada-Mu, tanpa berkeberatan dengan syariat Allah, dan tanpa mengingkari takdir-Nya, hingga saat dia mencapai kesempurnaan penyerahan diri kepada-Nya, dia berkata, (WAJ-JAHTU WAJHII ILAIKA) “Aku hadapkan wajahku pada-Mu.”

(WAJ-JAHTU WAJHII ILAIKA) “Aku hadapkan wajahku pada-Mu.” (Muttafaqun ‘alaihi) Di sini ada kesempurnaan penyerahan diri, ketundukan, dan keikhlasan kepada Allah. (WAJ-JAHTU WAJHII ILAIKA)”Aku hadapkan wajahku pada-Mu.” maknanya, aku menghadap kepada-Mu, wahai Tuhanku, dengan berserah diri, rida, dan tunduk pada-Mu. Karena seseorang jika ingin menghadap pada sesuatu dan memberikan perhatian padanya, dia akan menghadapkan wajah padanya dan tidak akan berpaling darinya ke kanan atau ke kiri, begitulah saat Anda berdoa, “Aku hadapkan wajahku pada-Mu.” “Dan siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang berserah diri kepada Allah, sedangkan dia mengerjakan kebaikan, …” (QS. An-Nisa: 125)

======================================================================================================

إِذَا أَوَيْتَ إِلَى فِرَاشِكَ فَقُلْ

اللَّهُمَّ أَسْلَمْتُ نَفْسِي إِلَيْكَ

مَا أَجْمَلَ أَنْ يَسْتَشْعِرَ الْمُسْلِمُ هَذَا الْمَعْنَى عِنْدَ نَوْمِهِ

اللَّهُمَّ أَسْلَمْتُ نَفْسِي إِلَيْكَ

لِأَنَّ النَّوْمَ مَوْتٌ صُغْرَى

اللهُ يَتَوَفَّى الْأَنفُسَ حِينَ مَوْتِهَا

وَالَّتِي لَمْ تَمُتْ فِي مَنَامِهَا

فَيُمْسِكُ الَّتِي قَضَىٰ عَلَيْهَا الْمَوْتَ

وَيُرْسِلُ الْأُخْرَىٰ إِلَىٰ أَجَلٍ مُّسَمًّى

اللَّهُمَّ أَسْلَمْتُ نَفْسِي إِلَيْكَ

فَاللهُ تَعَالَى يَتَوَفَّى الْأَنْفُسَ

مُمْكِنٌ أَنْ يَتَوَفَّاهُ لَا تَرْجِعُ إِلَيْكَ

فَيَتَذَكَّرُ الْمُسْلِمُ عِنْدَ نَوْمِهِ الْمَوْتَ

وَكَأَنَّهُ قَدْ وَضَعَ جَنْبَهُ فِي قَبْرِهِ عَلَى شَقِّهِ الْأَيْمَنِ

وَهَكَذَا يُسْلِمُ نَفْسَهُ إِلَى اللهِ تَعَالَى

فَهَذَا يَجْعَلُ الْإِنْسَانَ يُجَدِّدُ

فِي كُلِّ لَيْلَةٍ تَوْبَةً نَصُوحًا إِلَى اللهِ جَلَّ وَعَلَا

وَكَذَلِكَ اللَّهُمَّ أَسْلَمْتُ نَفْسِي إِلَيْكَ

يَعْنِي جَعَلْتُهَا مُسْتَسْلِمَةً لَكَ طَائِعَةً لَكَ رَاضِيَةً بِقَضَائِكَ

أَسْلَمْتُ نَفْسِي إِلَيْكَ

بِلَا اعْتِرَاضٍ عَلَى شَرْعِ اللهِ

وَلَا مُنَازَعَ لِقَدَرِ اللهِ

ثُمَّ حَقَّقَ كَمَالَ الْاِسْتِسْلَامِ لِلهِ فَقَالَ

وَجَّهْتُ وَجْهِي إِلَيْكَ

وَجَّهْتُ وَجْهِي إِلَيْكَ

هَذَا فِيهِ كَمَالُ الْاِسْتِسْلَامِ

وَالْخُضُوعُ لِلهِ وَالْإِخْلَاصُ لِلهِ

وَجَّهْتُ وَجْهِي إِلَيْكَ

يَعْنِي أَقْبَلْتُ عَلَيْكَ يَا رَبُّ

مُسْتَسْلِمًا رَاضِيًا طَائِعًا

وَالْإِنْسَانُ إِذَا أَرَادَ أَنْ يُقْبِلَ عَلَى شَيْءٍ

وَيَعْتَنِي بِهِ يُقْبِلُ عَلَيْهِ بِوَجْهِهِ

وَلَا يَلْتَفِتُ عَنْهُ لَا يَمْنَةً وَلَا يَسْرَةً

وَهَكَذَا تَقُولُ وَجَّهْتُ وَجْهِي إِلَيْكَ

وَمَنْ أَحْسَنُ دِينًا مِّمَّنْ أَسْلَمَ وَجْهَهُ لِلهِ

وَهُوَ مُحْسِنٌ

 


Artikel asli: https://nasehat.net/berserah-diri-sebelum-tidur-syaikh-khalid-ismail-nasehatulama/